bell's palsy menyerangku

Masa libur lebaran memabawaku ke Desa bangunsari, sebuah desa tempat istriku dilahirkan yang terletak di ujung barat kabupaten Pacitan yang berbatasan dengan kab. Wonogiri. Desa ini dikelilingi pegununungan dimana udaranya sangat dingin, siang saja udara disini terasa sangat dingin apalagi malam hari dan yang tak kalah lagi airnya terasa air dalam kulkas. Mandi hanya sekali sehari pada siang hari. malam dan pagi, air terasa menusuk tulang dan aku tak pernah melakukannya untuk mandi.

Suatu siang aku terbangun dari tidurku yang begitu nyenyak meski hanya 1,5 jam saja tapi ketika terbangun mataku terasa aneh tidak seperti biasanya. ah..mungkin kena debu kasur kali..! pikirku seperti itu. perlahan-lahan aku menuju kamar mandi lalu kusiram dan kusabun wajahku agar terasa segar namun anehnya mataku terasa perih seperti kemasukan cabe yang luar biasa perihnya. Aku mulai berpikir kok bisa ya sabun masuk mataku, sejenak ku bergegas menuju cermin dan kudapati mataku merah sebelah terkena sabun. Dan aku baru sadar kalau mataku sebelah tidak bisa berkedip... ya Alloh apa yang terjadi padaku. Kejadian ini terus berlanjut saat aku makan siang, gigi gerahamku bagian kanan terasa aneh nasi yang aku kunyah serasa jatuh disela gusi sepertinya kulit pipiku juga tidak bisa kugerakan.

Dua hari, kejadian ini aku biarkan dan semakin anneh pada mulutku. istriku bilang kamu bukan seperti suamiku yang biasanya, bagaimana tidak mulutku menceng, seperti saraf ketarik. Buat makan, minum berkumur selalu tumpah. ah begitu sulitnya mau memasukan sesuatu ke mulut, buat senyum saja tambah keliatan parah pencengnya. Dan akhirnya hari ke 3 kejadian ini baru kuperiksakan ke dokter. Perawat memandangku dengan aneh begitu juga dengan pasien lainnya. Wah...sambil menggelengkan kepala, anda harus dirawat RS Pacitan dokter spesialis syaraf kata dokter sambil memberikan surat rekomendasi dan resep obat sementara. Maklum puskesmas di desa ini tidak ada dokter spesialis.(dalam batinku harapanku untuk sembuh tipis sekali).

Kota pacitan 59 KM dari desa bangunsari, membuat aku berpikir untuk pulang ke Sidoarjo tempat aku tinggal sehari hari kebetulan 2 hari lagi aku harus masuk kerja. Dalam perjalanan kami sekeluarga pulang ke rumah, setiap orang yang berpapasan denganku memandang aneh.ah biarin aja batinku. Sampai di rumah, orang tuaku bilang aku pucat dan mulutku tampak penceng, sampai-samapi berat badanku turun 4 KG, mungkin kepikiran kali ya.
Dari Dokter spesialis syaraf bilang untuk sementara anda harus banyak istirahat, minum obat secara teratur, jauhkan dari AC, kipas angin dan untuk terapinya setiap 2 jam sekali anda harus memijit bagian yang sulit digerakkan dan lebih baiknya dengan kain dan air hangat sambil memposisikan letak wajah yang sebenarnya dengan di depan cermin. (gambar bisa dilihat ketika wajah diam dan wajah tersenyum)


Bell palsy tak menyurutkan aku kerja, memang untuk ukuran kekuatan fisik tidak berkurang sama sekali cuma kurang nyaman jika ketemu orang, banyak rekan-rekan kantor yang heran dengan wajahku. Melihatku seperti itu ada juga rekan2 kerja yang berbagi pengalamanya seperti yang aku alami ini.
Terapi yang dianjurkan dokter ini baru kelihatan setelah hari ke 6 masa terapi. Dan sampai sekarang wajahku udah kembali ke bentuk aslinya.Alhamdullilah

Jika kejadian yang saya alami (bell's palsy) ini menimpa teman-teman segera aja diperiksakan dan ditindaklajuti karena bila dibiarkan terlalu lama akan berakibat fatal dan wajah akan sulit sekali untuk kembali ke bentuk aslinya.DENPRY REAL STORY