Roda Dua Harap Turun
Minggu kemarin sore saat kami sedang berjalan-jalan dengan naik motor sambil ngemong anak, saya menemukan sebuah rambu ! Hups….ada kata peringatan “Roda dua harap turun”. Sebenarnya sih, saya sudah sering melihat tulisan itu, tapi sore itu saya jadi kepikiran. Ya…aneh saja. Apakah anda pernah menemukan kata-kata seperti di atas ?asingkah kata-kata ini di telinga anda ? Kalau anda orang jawa kami yakin ungkapan kata ini sudah sangat familier, Ya benar rekali kata-kata itu mungkin sering kita temui di sebuah komplek tertentu yang melarang kita untuk menaiki sebuah transportasi roda dua atau yang biasa disebut dengan sepeda/motor.
Sebenarnya sih, saya tidak terlalu mempermasalahkan kalau peringatan itu di tulis di depan gang sempit. Atau…gang yang banyak anak-anak bermain. Tapi yang membuat saya berpikir, tulisan itu di pasang di depan perkantoran dan pabrik. Yang membuat saya heran lagi adalah, roda dua harap turun, tapi roda empat jalan terus. Nah, kan? Apa yang beda coba? Kalau dipikir-pikir kan, sama-sama kendaraan bermotor, sama-sama mengeluarkan bunyi. Trus kalau dipikir lagi, misalnya motor bikin ribet, apa mobil gak tambah ribet karena lebih besar dari motor? He…he…
Bagaimana dengan anda, apakah pernah menemuinya? Bisa kita bayangkan kenapa hal semacam ini bisa terjadi? Toh negeri ini kan sudah merdeka, sudah punya kebebasan yang terukur dan punya derajat yang sama di mata Allah SWT.
Ini sebuah fenomena manusia yang perlu kita pertanyakan kepada mereka yang menerapkan aturan seperti ini. Kalau kita bandingkan dengan roda empat misalnya apa sih yang membuat mereka sangat istimewa naik mobil. Apakah kalau naik mobil dianggap kelihatan orang kaya, orang tampan atau orang yang punya kedudukan atau kekuasaan. Apakah ini sebuah rasisme atau hanya sekedar tutur tinutur sopan santun…? Tentu saja jika kita menengok orang yang naik motor rasanya kalau dilogika gak ada bedanya, yang pasti yang membuat beda adalah rodanya. Hal ini sangat tidak wajar dan tidak fair pada pengendara/tamu lain. Lagian kalo sudah melintasi pintu masuk tidak ada perubahan.
Saya mencoba berpikir kira-kira apa ya alasan peraturan itu dibuat..? mungkinkah untuk kedisiplinan/kenyamanan yang berada di komplek itu tapi letak kedisiplinanya dimana? OK satu lagi yang membuat saya tahu maksudnya ketika ada rambu“ roda dua harap turun” kalau ini sih saya bisa memaklumi dan rambu semacam ini ada biasanya kalau kita mau masuk gang sempit kampong perkotaan soalnya pemukimannya padat sekali. Oke lah kalau ini mungkin suara motornya sangat mengganggu telinga karena berhimpitan dengan kamar/mepet dinding rumah. Tentu ini sangat masuk akal. Tapi kalau untuk sebuah kantor atau pabrik apa ya fungsinya?
Sampai tulisan ini akhirnya saya buat, saya masih suka heran setiap kali melihat tulisan “roda dua harap turun”. Anda tahu alasannya?
19 comments:
yach aku juga bingung ada tulisan "roda dua harap turun" kalo dilihat lihat kayaknya kok gak masuk akal jika dibandingkan dengan roda empat
jaman kompeni wis ilang, mambu lemah yo kok isih digawe, bener kang opo maksude kuwi kang
iya nie,... apa bedanya,...???
"Roda dua harap turun"
"Roda empat jalan terus"
klo "Roda tiga???"
melayang kali yah hahahaha....
gag tau kag,... bingung :D
kelihatan sekali, ada diskriminasi jenis transportasi disitu, besok saya bawa helikopter deh mas, khan gak ada rodanya....hayooo...:)
aku naek kereta aj deh.. :D
wah, memang Indonesia ada ada saja yg aneh ya, nah buat yg lain klo bikin peraturan harap dijelaskan kenapa dan mengapa
kalo bajaj apa boleh juga yaa...hehehee
bisa saja, karena suara sepeda motor itu bising, jadi dibikin larangan
harusnya ditambahin klo roda 6 or tanpa roda langsung masuk
gini brow maksudnya entu roda dua harap turun lapor dulu ke satpam sebagai visitor trus naro KTP dah tu lanjut lagi dehh
@ipin....praktekny bukan gitu mas...habis nunjukin ktp ya tetap aja jalan sambil nuntun sepeda yach kalo dilihat persis orang yang kayak ban sepedanya bocor
@mbak hera, mas joko, dik ina bingun kan aturany buat apa coba
@mas moer...he..he...
@sabiri...itu sih yang dikampung yang sempit masih ditoleransi...betul juga mas
@milion ways...he...he...bisa aja nich mas
@raja fresh..betul mas biar jelas gak resah
salam kenal ^^!
roda dua harap turun, lapor satpam kali...
kalau roda empat cukup buka jendela...
tapi gak tau ah...
kalau dilarang masuk jalan ini malah jelas ya...
roda dua dorongnya gak berat kali makanya harus turun, kalau roda empat satpamnya ntar suruh bantuin dorong deh...hehehe...
ya mungkin saja kan! mari kita tengok kalimatnya "roda dua harap turun"
nah disitu kan kita dah tahu roda duanya sudah turun di tanah, masa ada roda yang di atas...ya kan?
salam kenal
ya begitulah mas.. perbedaan takkan pernah bisa kita hindari, mungkin sudah dari sananya manusia suka berbeda2 dan memiliki persepsi berfikir yg berbeda pula. salah satunya " roda dua di harap turun" mungkin bwat sebagian orang mereka enjoy2 aja terhadap kalimat itu malah ada yang bilang , ya udah klo turun ya turun.....Great posting mas...
hahahaha ada ya kayak gini, biasa nya mah Tamu harap lapor , kalo yg ini blm pernah liat euy
@ baburinix...he..he...kalo roda dua gak turun emangnya bisa mas diawang awang, kayak pesawat aja nich kang..mas bisa aja dech selera humornya tinggi.. pernah ikut srimulat ya kang..he..he...
@ robby..betul mas namanya perintah ya kita turuti la wong kita tamu...tapi kan aneh jika kita melihat kata2 itu
@ bluescreen...wah situ gak pernah lihat ya kayak kata"roda dua harap turun: di jawa timur banyak kang terutama pabrik dan perkantoran biasanya pakai label "roda dua harap turun"
財神娛樂評價
體育投注
體育分析
首席娛樂城
香港六合彩
龍筋按摩
口交吞精影片
通博
一夜情聊天室
Post a Comment